This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 27 Februari 2017

STRUKTUR KURIKULUM SIMPATIKA


SELAMAT PAGI SAHABAT OPS .....!!!!
Akhirnya Tim Pusat Simpatika merilis Struktur Kurikulum MI yang digunakan dalam layanan Simpatika. Struktur Kurikulum ini, utamanya digunakan dalam pengisian Jadwal Kelas Mingguan di Madrasah Ibtidaiyah. Juga dalam penghitungan jam mengajar masing-masing guru Madrasah Ibtidaiyah yang berkorelasi langsung dengan pencetakan SKMT dan SKBK Online.

Bersama dengan Struktur Kurikulum MI juga dirilis struktur kurikulum untuk jenjang pendidikan lainnya mulai dari:
1. Struktur Kurikulum untuk RA.
2. Struktur Kurikulum untuk MTs.
3. Struktur Kurikulum untuk MA.

Harus diakui, struktur kurikulum dengan Alokasi JTM yang diterapkan di Simpatika membuat banyak madrasah yang kebingungan. Walaupun sudah berulang kali dijelaskan dalam berbagai kesempatan jika kurikulum yang digunakan merupakan kombinasi antara KTSP dan K13. Namun nyatanya masih banyak yang 'gagal paham'.

Mungkin karena struktur kurikulum yang diberlakukan di Kemenag selama ini terlalu 'rumit'.
Karena itulah kemudian Tim Pusat Simpatika merilis Standar dan Struktur Kurikulum yang digunakan di sistem layanan Simpatika.

Standar Struktur Kurikulum

Sesuai dengan KMA Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah, mulai Semester kedua Tahun pelajaran 2014/2015 Kemenag memberlakukan 'kurikulum kombinasi' untuk jenjang MI, MTs, dan MA. Pada mata pelajaran umum tetap kembali menggunakan standar KTSP sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab tetap menggunakan standar K13 sesuai KMA Nomor 165 Tahun 2014.

Struktur kurikulum ini digunakan  sebagai dasar konfigurasi sistem di Layanan Simpatika mulai dari Isian Jadwal Kelas, Linieritas Mapel Sertifikasi, hingga SKMT dan SKBK Online.

Adapun struktur kurikulum bagi Madrasah Ibtidaiyah yang telah disesuaikan tersebut adalah sebagai berikut.
Sehubungan dengan Penyesuaian Alokasi JTM yang dilakukan oleh Simpatika, Struktur kurikulum kelas 1-3 dengan pendekatan mata pelajaran terpaksa harus menyesuaikan. Simak model struktur kurikulum yang dibuat Simpatika Pati di bagian akhir artikel ini.

TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH
Keterangan:
  1. Untuk mapel umum pada tingkat (kelas) rendah MI (I, II, dan III) dapat diampu dengan pendekatan    "tematik" maupun "mata pelajaran". Untuk itu, di daftar mata pelajaran di Simpatika disediakan juga mata pelajaran Tematik (PAI).        Alokasi per Mapel di kelas I, II, dan III pada tabel di atas (JTM KTSP), disesuaikan berdasarkan  pendekatan "mata pelajaran".
  2. Untuk mapel Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada tingkat (kelas) rendah (I, II, dan III) diampu dengan pendekatan "mata pelajaran
  3. Untuk kelas atas MI (IV, V, dan VI) menggunakan pendekatan "mata pelajaran" untuk semua mapelnya
  4. Sesuai dengan KMA Nomor 165 Tahun 2014, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mulai diajarkan pada kelas III dengan 2 JTM perminggu
  5. Pengembangan Diri tidak dihitung sebagai mata pelajaran
  6. Mata pelajaran Muatan Lokal mendapat alokasi 2 JTM perminggu. Jika terdapat mapel Muatan Lokal lainnya (lebih dari 2 JTM), dapat menggunakan prosedur tugas tambahan melalui kegiatan ko-korikuler dan ekstrakurikuler sesuai yang diatur dalam KMA Nomor 103 Tahun 2015.
  7. Total Jam Tatap Muka (JTM) perminggu dalam satu rombongan belajar diperhitungkan dengan penyesuaian sebagaimana berikut :
  • Tingkat 1 : 30 JTM
  • Tingkat 2 : 30 JTM
  • Tingkat 3 : 32 JTM
  • Tingkat 4 : 39 JTM
  • Tingkat 5 : 39 JTM
  • Tingkat 6 : 39 JTM
Terkait penyesuaian "Alokasi JTM Terbaru" pada kelas bawah (1-3), alokasi antar mapel yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan tematik dapat dikurangi hingga jumlah JTM sesuai

Bukankah Dalam KTSP Bisa Menambah Hingga 4 JTM?
Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 memang memungkinkan untuk melakukan penambahan Jam Tatap Muka hingga maksimal 4 JTM perminggunya. Namun ketentuan itu tidak tertulis dalam Permenag Nomor 2 Tahun 2008 yang mendasari penyelenggaraan KTSP di madrasah.

Di samping itu, secara prinsip, Kemenag telah mengakomodir penambahan jam tersebut melalui mapel PAI dan Bahasa Arab yang jika ditotal jumlahnya sudah bertambah 4 JTM bahkan melebihinya.

So, tidak ada lagi penambahan 4 JTM.

Bagaimana dengan Madrasah yang Menggunakan K13

Lalu bagaimana dengan Madrasah yang menyelenggarakan Kurikulum 2013?

Madrasah yang dapat menyelenggarakan Kurikulum 2013 adalah madrasah yang terdaftar dalam SK Dirjen Nomor 481 Tahun 2015 dan Nomor 5114 Tahun 2015. Madrasah-madrasah tersebut menggunakan struktur kurikulum sesuai dengan KMA Nomor 165 Tahun 2014.

Sekarang, Operator Madrasah dan Kepala Madrasah tidak perlu galau lagi terkait dengan pengisian Jadwal Kelas dan Cetak SKMT dan SKBK Online karena telah disediakan Struktur Kurikulum MI yang digunakan di Simpatika.


UPDATE 10 MARET 2016

Idealnya pembelajaran pada kelas rendah (I-III) di MI menggunakan pendekatan tematik khusus untuk mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, PJOK, dan Mulok. Sedangkan mapel PAI (Al Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI) dan Bahasa Arab menggunakan pendekatan mata pelajaran.

Jika menggunakan pendekatan tematik, maka total JTM pelajaran umum (PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, PJOK, dan Mulok) adalah 22 JTM. Lihat gambar tabel di bagian bawah.

yang menjadi masalah adalah ketika pembelajaran di kelas 1-3 diselenggarakan dengan pendekatan mata pelajaran, bukan tematik. Berapa alokasi jam untuk setiap mapelnya?

Mungkin tabel struktur kurikulum di bawah ini bisa dijadikan acuan.



Perhatikan gambar di atas:
  1. Alokasi jam per mapel yang diblok hijau muda merupakan implemantasi dari KMA Nomor 165 Tahun 2014. Alokasi tersebut tidak dapat 'diganggu gugat'.
  2. Alokasi jam per mapel yang diblok kuning dan putih merupakan implementasi dari diberlakukannya kembali KTSP.
  3. Pada kelas bawah (tingkat 1-3) sebagaimana yang diblok kuning, pembelajarannya idealnya dilaksanakan dengan pendekatan tematik dengan total 22 JTM perminggunya. Sehingga ketika mengisi Jadwal kelas di Simpatika dapat memilih mata pelajaran "Tematik PAI" untuk delapan mapel tersebut.
  4. Jika menggunakan pendekatan mapel, alokasi permapel dapat disesuaikan dengan catatan jumlah keseluruhan (delapan mapel tersebut) harus tetap 22 JTM.
  5. Khusus untuk kedelapan mapel tersebut (yang diblok kuning) Simpatika tidak memberikan 'batasan alokasi JTM' per mapel.
  6. Contoh pembagian alokasi jam permapel pada delapan mapel di kelas 1-3 sebagaimana gambar di atas hanyalah sekedar contoh/acuan. Untuk pelaksanaannya silakan melakukan koordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setempat atau Pengawas Madrasah masing-masing.

Dokumen selengkapnya untuk kurikulum ini dapat diunduh    DISINI

Minggu, 12 Februari 2017

TEORI - TEORI PENDIDIKAN


TEORI-TEORI PENDIDIKAN

A.      PENDAHULUAN

            1. Latar  Belakang


Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan makhluk lain yang hidup di dunia ini. Manusia adalah makhluk yang sempurna karena memiliki sifat-sifat fisik maupun psikis yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hidupnya di dunia ini. Kesemua sifat dasar yang dimiliki manusia akan tumbuh dan berkembang secara alamiah bila manusia mengalami proses perkembangan fisik dan psikisnya secara normal melalui proses yang secara sadar diarahkan kepada tercapainya berbagai sifat baik tersebut, melalui suatu proses yang disebut pendidikan.

Di dalam nuansa kependidikan, manusia adalah sasaran pendidikan sekaligus subjek pendidikan. Pendidikan membantu manusia dalam menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada dalam dirinya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk mengembangkan seseorang menjadi manusia seutuhnya. Pemahaman dari pendidik terhadap potensi-potensi dan sifat hakikat manusia sangat penting agar pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan yaitu memanusiakan manusia. Pendidikan harus diarahkan kepada pencapaian tujuan itu melalui perumusan dan penerapan konsep pendidikan.

Masalah utama dalam pendidikan adalah bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar yang dimiliki manusia sejak lahir itu akan dapat berkembang, sehingga manusia dapat berperan baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dengan tetap berada di dalam lingkup hakikat kemanusiannya. Dalam tugas Mata Kuliah Kajian Teori Pendidikan dan Pembelajaran ini, penulis akan memaparkan beberapa konsep teori pendidikan dan pembelajaran dari beberapa pakar pendidikan.

        2. Rumusan Masalah

·    Bagaimana teori pendidikan dan pembelajaran menurut beberapa pakar?

        3. Tujuan

·   Mendeskripsikan teori pendidikan dan pembelajaran menurut beberapa pakar.


B.        PEMBAHASAN

           1. Konsep Pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogik” (pais=anak,  gogos = membimbing/menuntun, iek = ilmu) adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan menjadi ‘education’ (Yunani, educare) yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.

Dalam bahasa Indonesia, pendidikan berarti proses mendidik atau melakukan suatu kegiatan yang mengandung proses komunikasi pendidikan antara yang mendidik dan yang dididik. Melalui masukan-masukan kepada peserta didik yang secara sadar akan dicerna oleh jiwa, akal maupun raganya sehingga pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) sesuai dengan yang dituju oleh pendidikan tersebut.

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Pada dasarnya pengertian pendidikan merujuk UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pendidikan yaitu, tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda ahli ini merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”. Herbert Spencer, filosof Inggris yang hidup tahun 1820-1903 M mengatakan bahwa pendidikan itu ialah menyiapkan seseorang agar dapat menikmati kehidupan yang bahagia. Sedang menurut Rousseau filosof Prancis, 1712-1778 M  mengatakan bahwa pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa.  John Dewey filosof Chicago, 1859 M - 1952 M  juga mengatakan bahwa pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan - peninggalan budaya lama masyarakat manusia.

Sedangkan menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Ada beberapah teori-teori pendidikan antara lain :

a.       Behaviorisme

Kerangkah kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari behaviorisme adalah nature of human being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita tahu). Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman (empiris). Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.

b.      Kognitivisme.

Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi, menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.

c.       Konstruktivisme.

Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico )

d.      Humanistik

Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan belajar. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.

Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.

          2. Konsep Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar. Institusi pendidikan harus dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang menurut UNESCO bertumpu pada empat pilar pendidikan yaitu:

a.       Learn to know

Pilar learn to know bermakan bahwa pembelajaran merupakan proses ”menjadi tahu” dari sebelumnya yang ’tidak mengetahui” sesuatu. Peserta didik dibekali dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan intelektualitasnya.

b.      Learn to do

Pilar learn to do mempunyai makna bahwa setelah atau bersamaan dengan peserta didik mendapat pembekalan pengetahuan, ia harus menerima pula bekal beriktnya yaitu kemampuan yang bersifat keterampilan dalam mengerjakan sesuatu, yang tercakup dalam ranah psikomotor.

c.       Learn to be

Pilar learn to be merupakan pembekalan untuk menyempurnakan dua pilar sebelumnya, yaitu bahwa setelah peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan, langkah selanjutnya tentunya dengan berbekal ilmu penegtahuan dan teknologi, maka si pemilik ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus dapat mendayagunakannya untuk tercapainya kemanfaatan.

d.      Learn to live together

Pilar lear to live together merupakan upaya memadukan ketiga pilar yang terdahulu dan terimplementasikan dalam kehidupan nyata di masyarakat.


Berikut ini adalah definisi pembelajaran menurut beberapa ahli:

a.       Knowles

Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

b.      Slavin

Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.

c.        Woolfolk

Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku.

d.      row & Crow

Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.

e.      Rahil Mahyuddin

Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelektual.

f.        Achjar Chalil

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

g.       Corey

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus.

h.      G. A. Kimble

Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.

i.         Munif Chatib

Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.


3            3. Pendidikan dan Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan kita selalu berjumpa dengan istilah pendidikan dan pembelajaran. Istilah pendidikan telah dibahas pada uraian di atas. Lalu apakah yang dimaksud dengan istilah pembelajaran?

Dalam UU No. 2 Tahun 1989 pada pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Di sini jelas bahwa pembelajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Itulah sebabnya dikatakan bahwa istilah pembelajaran dapat dibedakan dari pendidikan tetapi sulit untuk dipisahkan secara tegas.

Menurut Kemp (1985), pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan dan kebodohan ke kecerahan pengetahuan. Sesungguhnya perbedaan pendidikan dan pembelajaran terletak pada penekanan yang ingin dicapai dengan pendidikan atau pembelajaran tersebut. Jika yang dipersoalkan atau dijadikan tekanan adalah aspek kognitif dan psikomotor maka disebut pembelajaran, sedangkan bila penekanannya kepada tercapainya tujuan untuk membentuk sikap disebut pendidikan

Tirtarahardja (dalam Djoehana: 8) member gambaran tentang perbedan pembelajaran dan pendidikan seperti pada table berikut :

Pendidikan
   

pembelajaran

Lebih menekankan pada pembentukan  manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai)
   

Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang tertentu

Memakan waktu yang relatif panjang
   

Memakan waktu yang relatif pendek

Metode lebih bersifat psikologis dan     pendekatan  manusiawi    
   

Metode lebih bersifat rasional, teknis  dan praktis


Kesimpulan yang dapat ditarik dari keterkaitan antara pendidikan dan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Ø  Pendidikan dan pembelajaran dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling terkait dan saling isi-mengisi.

Ø  Pembedaan secara tegas dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami secara lebih baik.

Ø  System pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan aspek pendidikannya, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan pembelajaran mengusahakan isinya. Wadah harus kukuh dan menetap, sedangkan isi bisa bervariasi dan berubah mengikuti perkembangan dan kemajuan kebudayaan manusia.


C.        PENUTUP

Simpulan

Pendidkan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Sistem pendidikan yang dikembangkan di suatu negara hendaknya dapat menjadi wadah yang mantap dan stabil yang member kesempatan dan peluang yang sebesar-besarnya bagi penyelenggaraan pembelajaran yang dapat mengembangkan isi (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang seluas-luasnya kepada warga negaranya yang punya hak untuk memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.


   

DAFTAR PUSTAKA


Rohman, Arif.  2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Mediatama:

                          Yogyakarta.

Setyamidjaja, Djoehana. 2002. Landasan Ilmu Pendidikan. Universitas Pakuan Bogor: Bogor.

Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.

http: // mjeschool.multjay.com/jurnal/item/36

Jumat, 10 Februari 2017

EMIS SEMESTER GENAP 2016/2017


 Aplikasi Desktop Emis Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 ternyata sudah dirilis dan dapat di download, meskipun semester genap baru berjalan satu bulan. Tentunya ini akan membuat proses updating emis RA dan Madrasah di lingkungan Kemenag menjadi lebih cepat. Karena tersedianya Aplikasi Desktop Emis Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 di awal semester tentu akan mempercepat tahapan pengelolaan emis. Tahapan pengelolaan emis di Semester Genap tahun pelajaran 2016/2017 ini memang agak berbeda dengan tahapan emis di semester sebelumnya. Pada semester ganjil yang lalu, Tim Emis Pusat terlebih dahulu merilis form excel emis. Setelah Operator Madrasah mengunduh dan mengisinya, baru Tim Pusat Emis merilis aplikasi desktop emis yang digunakan untuk memvalidasi emis sebelum akhirnya diupload secara online.
 Pada semester genap ini, Form Excel Emis yang digunakan sama persis dengan form excel emis sebelumnya. Sehingga Operator RA dan Madrasah tidak perlu mengisi kembali form excel emis tersebut dari awal. Cukup melakukan editing atau perubahan jika dirasa perlu. Artinya, Form Excel Emis Semester Ganjil kemarin dapat digunakan kembali. Jika terdapat data yang berubah atau salah, silakan melakukan perubahan (editing). 
Namun jika data tetap (tanpa perubahan) maka bisa langsung melakukan validasi dengan menggunakan Aplikasi Desktop Emis Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah disediakan. Hal ini tentu akan semakin mempermudah dan meringankan pekerjaan operator emis di tingkat madrasah. Untuk memudahkan Operator RA dan Madrasah, Admin telah membuat mirror download Aplikasi Desktop EMIS Semester Genap 2016-2017. Sehingga jika server EMIS SDM mengalami 'down' alias sulit diakses, rekan-rekan operator masih dapat mengunduhnya melalui link yang kami sediakan.

 Aplikasi Desktop EMIS Semester Genap 2016/2017 RA; DOWNLOAD (Versi 2017-02-07) 
 Form excel semester Genap 2016/2017 RA; DOWNLOAD 
 Aplikasi Desktop EMIS Semester Genap 2016/2017 MI; DOWNLOAD 
 Form excel semester Genap 2016/2017 MI;DOWNLOAD 

Silakan para operator RA dan Madrasah untuk segera download Aplikasi Desktop Emis Semester Genap 2016/2017. Baik melalui situs Emis SDM atau melalui mirror download yang kami sediakan.

Kamis, 02 Februari 2017

MACAM MACAM PERANGKAT PEMBELAJARAN


Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Menurut Zuhdan, dkk (2011: 16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran. a. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Silabus bisa dikembangkan sendiri sesuai kearifan lokal daerah masing-masing. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian yang ingin dicapai dan dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur: • Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, • Sasaran-sasaran mata pelajaran, • Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, • Urutan topik-topik yang diajarkan, • Aktifitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, • Berbagai teknik evaluasi yang digunakan. b. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan biasanya memuat tanggal-tanggal yang sudah direncakan untuk waktu pembelajaran, baik tanggal ujian tengah semester, tanggal ujian akhir semester maupun hari libur semester. Kalender pendidikan ini juga dapat menjadi panutan untuk memulai maupun mengakhiri pembelajaran dalam satu semester. c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran, yang masing-masing dirancang untuk pertemuan selama 90 menit atau 135 menit (Trianto, 2007). Adapun komponen rencana pembelajaran adalah: (1) standar kompetensi dan kompetensi dasar, dalam hal ini kita harus memilih dari kurikulum; (2) pokok bahasan; (3) indikator; (4) model pembelajaran, dipilih sesuai penekanan kompetensi dan materi; (5) skenario pembelajaran, berisi urutan aktivitas pembelajaran siswa dan mencerminkan pilihan model Pembelajaran, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir; (6) media pembelajaran, dipilih dan di urutkan sesuai skenario pembelajaran; (7) sumber pembelajaran; dan (8) penilaian hasil belajar. d. Lembar Kegiatan Siswa (Student Worksheet) Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat disusun dengan bersifat panduan tertutup yang dapat dikerjakan siswa, sesuai dengan tuntunan yang ada, atau dapat juga LKS yang bersifat semi terbuka. LKS model ini memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, walaupun masih ada peranan guru dalam memberikan arahan. LKS model apapun yang disusun harus mampu memberikan panduan agar siswa dapat belajar dengan benar, baik dari segi proses keilmuan maupun dalam memperoleh konsep. e. Buku Buku sebagai rangkaian dari perangkat pembelajaran tentunya haru memberikan manfaat bagi guru khususnya siswa. Depdiknas (2008a:12) menjelaskan bahwa “Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya.” Lebih lanjut dijelaskan dari sumber yang sama (Depdiknas, 2008a:12), bahwa: Buku sebagai bahan tertulis merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Sedangkan buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya. Beberapa batasan buku di atas menjelaskan bahwa buku sebagai salah satu bahan ajar jenis bahan cetak merupakan buku yang substansinya adalah pengetahuan, yang disusun berdasarkan analisis kurikulum, disusun untuk memudahkan guru dalam pembelajaran dan siswa belajar mencapai kompetensi yang ditetapkan kurikulum, dengan memperhatikan kebahasaan, kemenarikan, dan mencerminkan ide penulisnya. Buku yang memudahkan belajar siswa disebut buku siswa, dan buku yang memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran disebut sebagai buku panduan guru/pendidik, masing-masing memiliki struktur dan komponen yang khas. f. Instrumen Penilaian Penilaian Instrumen Penilaian Penilaian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik. Dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran dijelaskan bahwa penilaian dalam setiap mata pelajaran meliputi kompetnsi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari masing-masing domain tersebut. Ada beberapa teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik baik berupa tes maupun non-tes antara lain tes tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian hasil karya, penilaian portofolio dan penilaian diri.